XtGem Forum catalog
kastil kelam
coretan hitam kehidupan dalam catatan kelabu pujangga malam
gelap maya istana duka menyimpan pesan kelam dalam misteri "KASTIL KELAM ACVR"

Acvr goresan kelam
urban storyI
urban legendImisteri duniaIkisah kisah tengah malam
AKULAH PERI API
Penyihir api
Ia melihat perempuan itu begitu saja.
Bintang-bintang bergayut di ujung
rambut sang perempuan saat ia
mengibaskannya. Hanya merah yang
memenuhi matanya. Merah yang
hangat. Merah yang rekah. Merah yang
damba.
Perempuan itu mengerling, sejenak.
Menancapkan pandangan ke sepasang
mata miliknya sendiri.

Ia teringat pada cerita usang yang
didongengkan padanya saat matanya
terbenam pada malam yang lelap. Pada
malam yang pekat. Pada malam yang
sembap. Karena pada malam yang
sama, ia akan terbangun kembali,
menggigil dingin saat udara menyengat
panas, dan dari pipinya, bergurat-gurat
air meleleh dari matanya.

Ia merasa perih yang entah. Seolah-
olah sang mimpi sendiri yang
membuatnya jeri. Ia tidak pernah ingat
mimpinya. Namun di kepalanya selalu
mendengung dongeng dari bibir
keriput nenek buyutnya yang beraroma
kayu lapuk.
Hati-hatilah pada nyalang api yang
menjilat-jilat rongga di tubuhmu.
Karena saat panas itu membakarmu
dari dalam, dia akan datang.
Peri bergigi runcing dan berjubah api.

Ia hanya akan mengabukanmu tanpa
engkau bisa menyadari.
Hati-hati.
Sejak saat itu, hatinya diliputi panas
yang menggeliat-geliat. Dan ia tidak
berhenti mencari-cari peri berjubah
api.

Ia pernah bertanya, suatu ketika.
Kepada ibu yang memeluknya suatu
malam saat ia terbangun dan kembali
berteriak.
“Siapa peri bergigi runcing dan
berjubah api itu? Apakah ia ada?”
Ibunya hanya tersenyum, lalu
menjelaskan bahwa itu hanya dongeng
sang nenek buyut untuk menakutinya.
Sebab, menurut ibunya, setiap manusia
selalu memiliki api di dalam dadanya.

Itulah yang membuat mereka semua
hidup, dan bersemangat. Ibunya
menutup cerita dengan menarik
selimut hingga batas dagunya.
Malam itu, ia kembali bermimpi. Kali
itu, ia terbakar di pasungan yang
dilalap api. Namun aneh, ia justru
mencengkeram sang api. Di sudut
matanya, sang peri mengerling,
menatapnya dengan sepasang mata
merah yang merekah. Menyala-nyala.

Ia memiliki api. Ia membakar apa saja.
Ia menghanguskan manusia. Ia
mengabukan laki-laki. Memanggang
perempuan. Mengganyang yang bukan
keduanya.
Api disungginya tinggi-tinggi. Kali itu
ia tidak lagi bermimpi pekat yang
membuatnya kalut, dan ia tak lagi
menggigil di saat udara menyengat
dengan sangat. Ia melupakan mimpi
yang membuatnya jeri.
Ia memiliki api. Api di dada. Api di
kepala. Api di selangkangan.

Ia berjengit menatap sebaris gigi
runcing dan jubah api berpendar di
pundak perempuan. Bintang-bintang
berdenyar di ujung rambutnya.
Perempuan itu mengerling dari balik
cermin. Menatap wajah yang
menatapnya balik dengan jengah.
Hati-hati dengan api yang nyalang yang
membakarmu dari dalam,
Sebab saat api itu kau pelihara, ia akan
datang
Peri bergigi runcing, bermata darah,
dan berjubah api
Hati-hati dengan api,
Sebab ia akan menjelma engkau
Dan engkau adalah satu.

acvr gothic mp3